Keindahan Bulbophyllum refractilingue, Anggrek Khas Borneo

www.mjumani.net - Salah satu aktivitas yang sering aku lakukan di pedalaman Kalimantan Tengah adalah berjalan ke hutan atau mendaki bukit-bukit di sekitar tempat tugasku. Dari awal kedatanganku, aku memang sudah tertarik untuk mengeksplorasi keberagaman anggrek alam yang ada di sini. Tidak sedikit jenis anggrek yang pernah kutemui. Bahkan, di tahun-tahun awal aku sempat mencatat ada sekitar 20–23 jenis berbeda yang berhasil kudata. Sayangnya, semua catatan itu hilang karena laptop dan hardisk tempat penyimpanan rusak.

Anggrek Borneo
Anggrek Kalimantan Bulbophyllum refractilingue

Seandainya waktu itu jaringan internet di sini sudah sebaik sekarang, mungkin data itu tidak akan sepenuhnya hilang. Sebab biasanya setiap kali menemukan hal-hal baru, termasuk jenis anggrek, aku suka membagikannya di media sosial sebagai dokumentasi sederhana.

Meski aku pecinta anggrek, aku tidak bisa disebut kolektor maniak. Bagiku, anggrek-anggrek ini lebih indah bila tetap tumbuh di habitat aslinya, asalkan tidak ada gangguan serius. Aku hanya ingin menyaksikan langsung keindahannya, dan kalau sempat, mengabadikannya lewat kamera.

kuncup bunga Bulbophyllum refractilingue

Namun ada kalanya aku tetap membawa pulang beberapa spesies, terutama bila aku tahu mereka tidak akan selamat jika dibiarkan begitu saja di habitat asalnya. Salah satunya adalah anggrek yang dulu menempel di batang pohon durian tua. Pohon itu mati tersambar petir, lalu ditebang untuk dijadikan papan dan balok. Kalau dibiarkan, tentu anggrek itu akan ikut musnah. Maka aku coba menyelamatkannya dan menanamnya di sekitar rumah dan lingkungan sekolah tempatku bertugas.

Anggrek Bulbophyllum refractilingue

Syukurlah, sampai sekarang masih ada beberapa yang bertahan. Bahkan salah satunya baru saja berbunga beberapa hari lalu — Bulbophyllum refractilingue J.J.Sm.

Bulbophyllum refractilingue: Anggrek Khas dari Borneo

Bulbophyllum refractilingue termasuk dalam seksi Beccariana dari genus Bulbophyllum. Spesies ini tercatat hidup di Pulau Kalimantan (Borneo), biasanya tumbuh pada kisaran ketinggian 100–400 meter di atas permukaan laut. Meski belum ada catatan resmi bahwa ia endemik eksklusif di satu wilayah kecil, keberadaannya tetap sangat bergantung pada habitat hutan alami Borneo.

Bunganya memiliki perpaduan unik, dengan pola titik-titik ungu yang indah dan bentuk khas yang membuat mata terasa segar saat memandangnya. Dalam kondisi baik, bunga ini bisa bertahan mekar selama beberapa hari hingga sekitar seminggu.

Kini, anggrek itu tumbuh menempel di pohon belakang pondok, tepat di dekat rumah dinasku. Ada rasa bahagia tersendiri melihatnya kembali berbunga, seolah menjadi pengingat kecil bahwa upaya sederhana pun bisa memberi ruang hidup bagi sesuatu yang indah.

Melihat kembali semua petualangan di hutan dan bukit sekitar pedalaman, aku makin yakin bahwa kekayaan alam seperti anggrek liar bukan hanya untuk dinikmati, tapi juga untuk dijaga. Setiap spesies yang muncul, setiap bunga yang mekar, adalah keajaiban kecil yang patut kita syukuri.

Kehilangan catatan lama memang menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya dokumentasi dan berbagi. Tapi di sisi lain, kehilangan itu juga membuatku belajar lebih menikmati momen langsung: melihat bentuk, warna, dan suasana alam di sekitar anggrek itu tumbuh.

Dan kini, dengan hadirnya Bulbophyllum refractilingue di halaman kecil tempat tinggalku, aku merasa diberi kesempatan untuk terus menyaksikan betapa luar biasanya detail-detail kecil yang ditawarkan alam. Semoga ke depan, keindahan anggrek-anggrek Kalimantan ini tetap lestari, bisa terus tumbuh, mekar, dan dinikmati oleh generasi setelah kita.