www.mjumani.net - Hidup di pedalaman Katingan, Kalimantan Tengah, sering kali membuatku berhadapan dengan hal-hal yang unik dan jarang dijumpai di tempat lain. Selain buah-buahan hutan yang beraneka ragam, ada juga tumbuhan dan jamur yang kadang muncul secara tiba-tiba di sekitar rumah. Di antara sekian banyak jenis jamur yang pernah kutemui, ada satu yang cukup menarik perhatianku beberapa waktu lalu.
Saat itu aku sedang membersihkan rumput liar di samping rumah. Di sela-sela rumput, tampaklah sebuah jamur dengan bentuk dan warna yang berbeda dari biasanya. Bentuknya seperti ada tudung berenda, sementara warnanya agak pink. Seketika aku teringat bahwa jamur ini kemungkinan besar adalah jamur tudung pengantin.
Jamur tudung pengantin (dari genus Phallus), dikenal juga dengan sebutan stinkhorn mushroom. Ciri khasnya adalah tudung seperti renda yang menjuntai ke bawah, mirip kerudung pengantin, sehingga namanya cukup puitis. Walau bentuknya cantik, jamur ini sebenarnya punya bau yang khas—bahkan cukup menyengat—karena memang digunakan untuk menarik serangga yang membantu menyebarkan sporanya. Menariknya, dalam beberapa tradisi, jamur ini juga dipercaya memiliki manfaat sebagai bahan obat herbal, terutama untuk meningkatkan stamina, meskipun penggunaannya tentu harus hati-hati dan tidak sembarangan.
Yang membuatku semakin kagum, jamur ini hanya mekar sebentar. Dari pengamatan, kira-kira hanya satu hari saja ia bisa menampakkan keindahannya, lalu menghilang begitu saja. Seperti bunga yang cepat layu, jamur ini memberi pesan tersendiri tentang betapa singkatnya keindahan di alam.
Meski terlihat unik, aku sendiri tidak berani memegangnya secara langsung. Jamur liar sering kali memiliki zat atau sifat yang tidak kita ketahui. Karena itu, ada baiknya saat menemukan jamur yang tidak dikenal, kita tidak sembarangan menyentuh atau mengonsumsinya. Lebih aman jika cukup dinikmati keindahannya dari jauh, atau jika ingin tahu lebih dalam bisa didokumentasikan lewat foto untuk dipelajari.
Menemukan jamur tudung pengantin ini menjadi salah satu pengalaman kecil yang menyenangkan di tengah rutinitas di pedalaman. Ia seperti kejutan alam yang singkat, tapi meninggalkan kesan mendalam. Siapa sangka, di antara semak liar yang hampir saja kubersihkan habis, ternyata ada "tamu istimewa" yang sempat menampakkan keindahannya sebentar, lalu pergi begitu saja.