Kulat Siaw: Cerita Jamur dari Pedalaman Katingan

www.mjumani.net - Tinggal di pedalaman Katingan, Kalimantan Tengah, membuat saya semakin akrab dengan alam. Lingkungannya masih banyak hutan, udara segar, dan berbagai keanekaragaman hayati yang luar biasa. Salah satu yang menarik perhatian adalah keberadaan jamur yang tumbuh melimpah, terutama saat musim hujan.

Berburu jamur liar

Meski begitu, saya termasuk orang yang agak ragu untuk berburu jamur liar. Bukan karena tidak suka, tetapi karena minimnya pengetahuan. Seperti yang kita tahu, ada jamur yang bisa dimakan dan ada pula yang beracun. Jadi, daripada salah langkah, saya biasanya lebih memilih untuk membeli jamur dari anak-anak desa yang menjajakannya.

Biasanya, anak-anak ini ikut orang tua mereka mencari jamur di ladang atau hutan dekat desa. Hasilnya cukup banyak, sehingga sebagian dimasak untuk keluarga, sebagian lagi dijual. Saya sering membeli dua jenis jamur yang cukup terkenal di sini, yaitu jamur barat dan kulat siaw. Jamur barat biasanya berwarna putih agak kecokelatan, sedangkan kulat siaw punya warna oranye kemerahan yang mencolok.

Jamur dan hujan disertai petir

Menariknya, masyarakat lokal percaya bahwa jamur-jamur ini biasanya akan tumbuh melimpah setelah hujan deras disertai petir atau guntur. Katanya, satu hingga dua hari setelah itu, jamur akan bermunculan di hutan sekunder atau ladang, dan bisa dipanen hingga sekeranjang penuh. Ada yang dijual, ada pula yang dibagi-bagi ke tetangga dan keluarga.

Pertemuan dengan kulat siaw

Foto di atas adalah salah satu pengalaman saya sendiri. Saat itu saya sedang memancing, dan tanpa sengaja menemukan sekelompok jamur kulat siaw tumbuh di tanah lembap. Awalnya ragu untuk memetiknya, tapi setelah saya bawa pulang dan tanyakan kepada warga yang sudah terbiasa berburu jamur, ternyata benar bahwa itu adalah kulat siaw yang aman dikonsumsi.

Jamur itu kemudian saya bersihkan, lalu saya masak sederhana saja: ditumis dengan sedikit garam dan penyedap rasa. Hasilnya? Rasanya sungguh enak—gurih, lembut, dan segar.

Gizi dan manfaat jamur

Selain lezat, jamur juga kaya manfaat. Secara umum, jamur mengandung:

  • Protein nabati yang cukup tinggi, baik untuk pengganti lauk.

  • Serat yang membantu pencernaan.

  • Vitamin B kompleks (seperti B2, B3, B5) untuk metabolisme energi.

  • Mineral seperti kalium, selenium, dan tembaga yang baik untuk kesehatan tubuh.

  • Kandungan antioksidan alami yang membantu menjaga daya tahan tubuh.

Dengan gizi sebanyak itu, tidak heran jamur dianggap sebagai salah satu bahan pangan yang sehat dan bisa menjadi variasi menu sehari-hari.

Tips aman berburu jamur liar

Kalau ada yang ingin mencoba mencari jamur sendiri, ada baiknya memperhatikan beberapa hal ini:

  1. Jangan asal memetik. Hanya ambil jamur yang sudah benar-benar dikenali dan diyakini aman.

  2. Belajar dari yang berpengalaman. Ikut warga lokal atau orang yang terbiasa berburu jamur akan jauh lebih aman.

  3. Perhatikan ciri fisik. Warna mencolok atau bau menyengat sering menjadi tanda jamur beracun, tapi tetap jangan hanya mengandalkan ciri ini saja.

  4. Hindari mencoba rasa mentah. Jangan pernah mencicipi jamur yang belum jelas jenisnya.

  5. Jika ragu, lebih baik ditinggalkan. Keselamatan jauh lebih penting daripada penasaran.

Penutup

Bagi saya, pengalaman kecil menemukan jamur ini menjadi cerita tersendiri. Dari rasa ragu hingga akhirnya yakin setelah bertanya pada orang yang lebih berpengalaman, saya jadi belajar bahwa interaksi dengan alam butuh pengetahuan sekaligus keberanian. Dan ketika hasilnya bisa dinikmati bersama, rasanya semakin menyenangkan.

Hidup di pedalaman memang penuh dengan kejutan sederhana. Bahkan dari sekelompok jamur kecil di tanah lembap, kita bisa merasakan betapa alam selalu memberi—asal kita tahu cara menghargai dan menikmatinya. 🌱🍄