www.mjumani.net - Kompetisi mini soccer Pekan Olah Raga dan Seni (porseni) Se Kecamatan Petak Malai yang bertepatan peringatan HUT RI ke 77 Agustus 2022 lalu mempertemukan 5 tim yang mewakili instansi dan desa yang ada di kecamatan ini. Pada awalnya pertandingan akan mengggunakan aturan setengah kompetisi karena pendaftar ada 6 tim, namun karena satu tim mengundurkan diri dan hanya tersisa lima, maka sistem akhirnya mengadopsi sistem poin di mana setiap tim akan bertemu dan berusaha memperebutkan poin maksimal. Kemenangan akan dihargai dengan 3 poin, sedangkan jika hasil seri setiap tim akan berbagi poin satu sama, dan jika kalah terpaksa tidak mendapatkan poin atau nol.
Sepak Bola Mini bisa dikatakan sebagai adaptasi dari Sepak Bola dan Futsal. Tentunya baik mini soccer maupun fustal memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Kendati belum memiliki lapangan yang "mewah" DesaTumbang Baraoi sebagai ibu kota kecamatan beruntung memiliki lapangan Buluh Merindu tempat para pecinta si kulit bundar biasanya berkumpul. Hanya saja kondisi lapangan yang sebenarnya relatif luas ini tidak dapat digunakan seluruhnya karena beberapa sisinya tidak cocok untuk digunakan bermain sepak bola. Oleh karena itu, agar tetap dapat bermain dengan aman dan nyaman, lapangan ini hanya digunakan sebagian sehingga lapangan yang "tidak standar" ini akhirnya dimanfaatkan menjadi lapangan sepak bola mini atau mini soccer.
Turnamen sepak bola atau ajang kompetisi seperti mini soccer ini sebenarnya bukanlah kompetisi ideal untuk pemain "legend" seperti admin. Karena selain olah raga ini menuntut kekuatan fisik dan kelincahan, kontak fisik juga sangat rawan memunculkan cidera, apalagi pada kompetisi ini peserta dominan diisi oleh anak-anak muda yang jelas masih fress dan segar bugar. Namun demikian selain karena hobi, tujuan mengikuti pertandingan ini lebih kepada untuk meramaikan dan memeriahkan porseni sekaligus peringatan HUT RI ke 77 di Kecamatan Petak Malai.
Benar saja, bahkan setelah sekarang sudah hampir satu bulan, "oleh-oleh" dari even ini masih membekas di lutut admin. Pastinya tidak admin sendiri, beberapa pemain lain juga harus mengakui bahwa lapangan kebanggaan Petak Malai yang didominasi pasir dan sedikit kerikil ini memang menjadi momok para pemain. Beruntung tim admin masih bisa mengamankan posisi juara II sehingga, cidera-cidera ringan ini rasanya sedikit terobati.
Semoga kedepan kondisi lapangan bisa dibenahi menjadi lebih baik, sehingga kompetisi seperti ini bisa menjadi ajang poitif guna menambah rasa kekeluargaan dan menjaga kebugaran. Sampai bertemu kembali di tulisan admin berikutnya ~