Kemah Bersama di Pulau Sungai "Rangan Nyamuk"

www.mjumani.net - Selama bertugas di Tumbang Baraoi, pedalaman Kalimantan Tengah setidaknya kami sudah belasan kali berkemah. Seperti biasanya kegiatan ini hanya sebatas hobi yang mana sebisa mungkin harus low budget, tujuannya sederhana selain ingin refreshing menjaga pikiran dan jiwa tetap waras juga ingin mengenal dan mengagumi kekayaan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Tapi tentu bukan berarti orang-orang yang bertugas di pedalaman memiliki kecenderungan gila, hanya saja karena di sini hiburan seperti orang pada umumnya di kota sangat minim. Mungkin bagi beberapa orang ini adalah faktor stres utama bekerja di daerah terpencil apalagi jika sebelumnya begitu nyaman dengan gelimang tawaran hiburan perkotaan.

Pulau Sungai Rangan Nyamuk
Bersiap Makan Malam

Petualangan kami menjelajahi tempat-tempat yang bahkan hanya pernah diinjak oleh segelintir  masyarakat lokal benar-benar memberikan pengalaman yang berkesan. Sebut saja waktu perkemahan di Bukit Bakung, Bukit Tandu, Bukit Bengapan, dan Rangan Nyamuk. Walaupun lokasinya realtif tidak terlalu jauh, namun tidak semua masyarakat pernah kesini apalagi berkemah. Jadi kegiatan  ini layaknya perintis yang mungkin bisa menjadi sarana dan bahan pertimbangan pemerintah daerah untuk melirik potensi-potensi yang ada di sini. Karena biasanya tempat-tempat yang kami jadikan spot berkemah memiliki view dan potensi yang baik untuk dikelola dan dikembangkan menjadi tempat wisata.

Api unggun perkemahan
Api Unggun Kecil kami

Setelah sekian kali perkemahan, beberapa waktu lalu kami kembali melakukan aktivitas serupa bersama anak-anak Pramuka di spot yang boleh di bilang sangat unik dan keren. Kawasan ini mirip seperti delta atau pulau sungai yang di beri nama "Rangan Nyamuk". Pulau Sungai Rangan Nyamuk ini terletak di daerah aliran hulu Sungai Samba yang berjarak kurang lebih 4 km dari posisi keberangkatan di Desa Tumbang Baraoi. Menurut cerita, pulau sungai ini terbentuk akibat sisa aktivitas pertambangan emas  yang seiring waktu akhirnya  ditumbuhi vegetasi. 

Menanam Pohon Di tempat wisata

Kegiatan perkemahan ini kami agendakan Jum'at-Sabtu, tanggal 17-18  Maret 2023 lalu. Adapun selain refreshing agenda kegiatan di Pulau Sungai Rangan Nyamuk ini antara lain penanaman pohon untuk menambah vegetasi tegakan yang masih kurang, serta pembekalan bagi adik-adik Pramuka SMAN 1 Petak Malai. Selama kurang lebih satu hari satu malam ini, kegiatan diikuti oleh total 15 orang. Terdiri dari enam pendamping dan sembilan peserta. 

Kejadian unik saat kemah
Kejadian Unik Saat Kemah di Rangan Nyamuk

Setelah melakukan beberapa persiapan, pserta berangkat pada Jum'at siang usai kegiatan belajar mengajar di sekolah selesai. Titik keberangkatan kami berada di Teluk Sembiring, di mana perahu motor kami ditambatkan. Karena kami hanya memiliki dua armada perahu ces, maka perlu satu kali jemputan lagi untuk bisa membawa semua peserta. Jadi perahu ces pertama berangkat membawa perlengkapan dan sebagian peserta, barulah setibanya nanti di lokasi, satu perahu motor akan kembali menjemput sisanya. 

jadwal kegiatan saat kemah

Sebenarnya ini bukan pertama kali kami melakukan perkemahan di Rangan Nyamuk, sebelumnya kami pernah mengadakan perkemahan kecil dengan anggota tiga orang, hanya saja waktu itu tujuan utamanya adalah memancing. Sehingga kami hanya menginap di tepian pulau dan belum mengeksplor keseluruhan area. Sehingga ketika kegiatan perkemahan dengan jumlah anggota yang beberapa kali lipat ini kami sedikit ragu menentukan spot tenda. 

Karena berada di tengah sungai, spot tepian pulau yang rendah tidak cocok untuk mendirikan tenda besar. Karena akan sulit relokasi jika tiba-tiba hujan dan debit air naik. Karena tepian pulau akan terendam. Oleh karena itu spot tengah pulau lebih ideal, hanya saja vegetasi rumput mendominasi kawasan ini sehingga perlu dibersihkan. Akhirnya setelah beberapa pertimbangan, kami memutuskan akan mendirikan tenda di sebelah barat pulau karena spot ini sangat bagus viewnya dan daerahnya relatif tinggi.

Spot Kemah Di Katingan
Mencari Ikan Untuk Makan Pagi dengan Menjala

Di luar dugaan saat tim hampir selesai membersihkan vegetasi rumput untuk membangun tenda, salah seorang peserta menemukan adanya sarang lebah yang berukuran relatif besar yang berjarak hanya kurang lebih setengah meter dari titik rencana tenda didirikan. Alhasil, kami segera mencari alternatif. Setelah mengeksplor sebagian area pulau yang luasnya kurang lebih 24.000 meter persegi ini, kami sepakat untuk memindahkan pembangunan tenda di sisi sebelah timur. Pembangunan tenda akhirnya selesai saat hari menjelang sore, tim kemudian berbagi tugas ada yang mengumpulkan kayu api unggun, memasak, dan menyiapkan penerangan. Selesai aktivitas mck, semua anggota tim berkumpul untuk makan malam. 

Anggota kemah
Anggota Kemah di Rangan Nyamuk (mimin yang lagi moto)

Malam hari, peserta kemah menikmati suguhan api unggun sembari menghangatkan badan. Karena kendala teknis relokasi spot tenda, kayu api unggun yang dikumpulkan tidak banyak namun tidak mengurangi semangat suasana. Dentingan senar gitar mengalun bersama suara beberapa anggota yang hobi menyanyi, sisanya memandangi langit malam sembari dihibur artis-artis dadakan ini. Cuaca malam yang bersahabat dan cerah semakin melengkapi sempurnanya suasana. Sekitar pukul sembilan malam, beberapa anggota memilih kembali dan beristirahat lebih awal di tenda, sementara sebagian sisanya masih bertahan sembari bermain gitar dan bernyanyi bersama. 

Pagi hari, setelah semua anggota beristirahat  sebisa mungkin, aktivitas kembali dimulai. Anggota perempuan, memasak nasi dan menyiapkan sayur, anggota laki-laki mencari ikan dan sayur. Ya, itulah uniknya Pulau Sungai Rangan Nyamuk ini, di sini selain tersedia sayur Bajei (Paku Sayur) juga tersedia spot untuk memancing dan menjala yang sangat membantu. Dengan demikian mereka yang ingin berkemah, hanya menyediakan perlengkapan memasak dan bumbu, sayur dan ikan bisa di cari di sini dengan cara memancing, menjaring atau menjala. 

Salah satu kejadian lucu pagi ini adalah, salah satu perahu motor (perahu ces) kami hanyut karena lupa diikat setelah mengecek pancing (banjur). Beruntung perahu ini tersangkut dan tersandar di salah satu tepian sungai kurang lebih 500 meter dan masih terlihat dari pulau. Salah satu anggota yang menyadari ada perahu motor yang "terprakir" tanpa pemilik di arah hilir pulau kemudian mengecek perahu kami, dan benar saja salah satu perahu tidak ada. Kemudian, beberapa anggota segera menjemput dan membawanya kembali menggunakan perahu motor yang lain. 

Menu masakan  kaum hawa memang beda, selain detail menunya juga lebih lengkap jadi proses dan waktu  memasaknyapun juga relatif lebih lama. Sembari menunggu makan pagi, beberapa anggota kemah menyiapkan lubang dan mengisinya dengan bibit tanaman yang telah kami bawa. Sebagian besar adalah bibit buah-buahan, ada Siwau (sejenis rambutan), Mangga, Tangkuhis dan Durian. Mudahan-mudahan bisa tumbuh dengan baik dan subur, serta dapat berbuah. Selain bermanfaat untuk dikonsumsi, perakaran dan tegakannya diharapkan dapat memperkokoh Pulau Sungai Rangan Nyamuk dari gerusan air sungai. 

Usai kegiatan makan pagi, anggota berkumpul di sisi sebelah barat untuk menerima pembekalan dan motivasi. Lalu lanjut foto-foto di spot yang keren-keren dengan latar bukit dan sungai. Aktivitas perkemahan akhirnya selesai, dan tim segera berkemas membongkar tenda, merapikan perlengkapan dan kembali ke rumah masing-masing.