Belajar Memelihara Ikan Cupang

www.mjumani.net - Cara merawat ikan cupang bagi pemula mungkin dapat ditemukan diberbagai media  online seperti blog atau video youtube maupun media cetak dari majalah, buku bahkan surat kabar, akan tetapi pada prakteknya tips memelihara ikan cupang yang sudah dibeberkan tersebut kadang tidak sesimpel yang dituliskan. 

Cara memelihara ikan cupang bagi pemula

Beberapa waktu lalu aku mendapat hadiah sepasang ikan cupang dari seorang teman. Walaupun sudah disebutkan jenisnya, namun sekarang sudah lupa apakah ini jenis Betta imbelis, Betta smaragdina, mahachai betta atau jenis lainnya karena benar-benar awam dan masih sangat pemula dalam mengenal ikan yang dalam bahasa Banjar kami sebut "Kalatau" tersebut.

Satu-satunya yang menjadi fokus perhatian ku saat menerima pemberian ini adalah bagaimana cara merawat agar ikan cupang tidak mati. Walaupun sebenarnya hadiah ini sejujurnya untuk putri ku Aprilia Nur Aisyah namun sebagai orang tua wajib untuk tahu dan tentunya akan menyampaikan dan mengajarkannya kepada si empunya. 

Dalam beberapa kesempatan browsing dan ngobrol tentang ikan hias termasuk ikan cupang, sebenarnya gambaran tentang hewan aquatik ini sudah cukup mewakili misalnya sesuatu yang malah belum pernah terpikirkan bagaimana membuat warna ikan cupang terlihat lebih cerah ternyata bisa menggunakan daun ketapang (Terminalia catappa). 

Meskipun demikian meminta wejangan dan tutorial langsung dari pemiliknya yang sudah sukses berternak ikan cupang rasanya lebih afdol. Aprilia mendapatkan sepasang ikan cupang, yang jantan berekor relatif panjang dan berwarna merah cerah, sedangkan yang betina warnanya tidak solid terdiri dari semacam totol biru, ungu atau coklat kehitaman dengan ekor yang lebih pendek. Ada beberapa pertanyaan yang tidak lupa kami ajukan misalnya sebagai berikut : 

Air yang bagus untuk ikan cupang, apakah cukup air ledeng ? 

Ternyata air ledeng atau air PDAM pun bisa digunakan  namun akan lebih baik jika air ini didiamkan terlebih dahulu setidaknya 1 x24 jam sebelum digunakan untuk air akuarium atau media ikan.

Bagaimana cara menetaskan telur ikan cupang ?

Sepasang ikan yang dikasih sudah memasuki usia reproduksi, bahkan tampak jelas betina sudah mengandung telur. Maka sudah bisa dilakukan proses pengenalan pra kawin. Caranya letakan ikan betina dalam tempat terpisah yang transparan bisa berupa toples, akuarium kecil atau yang lainnya, kemudian betina dan tempatnya ini dimasukan ke dalam wadah di mana ada pejantan. Wadah ini sebaiknya disipkan khusus seperti baskom kecil atau yang lainnya, dengan air yang tidak terlalu dalam atau dangkal. Setelah satu atau dua hari pejantan akan membuat sarang berupa gelembung-gelembung kecil, jika sudah siap barulah lepaskan ikan betina untuk proses perkawinan. Proses ini mungkin memerlukan waktu sekitar 1x24 jam agar semua telur selesai dibuahi seluruhnya oleh si jantan. Jika sudah, maka betina bisa diambil kembali dan dipisahkan, telur-telur akan menetas dan anak-anak ikan cupang dijaga oleh pejantan sampai cukup mandiri. 

Apa makanan anak ikan cupang yang baru menetas ? 

Ketika ikan ini sampai dirumah, kami lupa menanyakan satu hal yang sangat penting yaitu bagaimana nasib anak ikan cupang setelah 7 hari. Kami hanya bertanya bagaimana makanan ikan setelah telur menetas. Ikan cupang yang baru menetas masih memiliki cadangan makanan sampai berumur kira-kira 7 hari, namun bagaimana setelah cadangan makanannya habis ?. Untuk menjawab rasa penasaran kami kembali bertanya setelah beberapa hari. Ternyata anak-anak ikan ini dapat diberi makan jentik nyamuk berukuran kecil atau serangga air yang kami sebut "kutu banyu". Tidak hanya dapat memecahkan misteri makanan bayi cupang kami juga mendapat tambahan 2 pasang atau empat ekor ikan cupang seperti gambar di atas. Eitsss.. sebenarnya ini bukan kebetulan, tetapi memang aku berencana membeli sepasang lagi untuk di bawa ke tempat kerja, ya hitung-hitung untuk menghibur hati ketika tubuh mungkin terasa lelah sehabis beraktivitas. Tapi, sekali lagi sepasang ikan tersebut di kasih cuma-cuma alias gratisss. 

Saat tulisan ini dibuat, ke empat ikan cupang tersebut sudah menempul lebih dari 300 km perjalanan darat. Sempat khawatir takut ikan ini tidak mampu bertahan karena hanya di masukan kedalam kantong plastik yang relatif tidak terlalu besar. Tapi ternyata setelah 7 jam perjalanan ikan ini terlihat cukup fit, dan karena perjalanan harus transit di losmen, plastik wadah ikan saya buka untuk memberikan tambahan suplai oksigen dan memberinya makan.  Sejauh ini tidak ada masalah, karena semua masih mau makan, tadinya cemas ikan ini stres dan biasanya jika demikian ia tidak akan selera makan. 

Oke, semoga perjalanan selanjutnya juga bisa berjalan lancar  dan kami ber lima selamat sampai tujuan tidak kurang satu apapun, jika ada kesempatan cerita perjalanan dan nasib ikan ini akan disambung kembali di sini, jadi boleh mampir lagi di lain waktu, terimakasih sudah membaca. Tetap jaga kesehatan dan kebahagiaan tidak hanya kita dan orang-orang disekitar kita tetapi juga hewan-hewan peliharaan kita. Jangan lepas liarkan ikan atau hewan peliharaan sembarangan karena selain tidak berperi kehewananan itu dapat berpotensi mengancam kelestarian hewan-hewan lokal dan lingkungan. 

Materi Biologi XII Semester 1 Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

www.mjumani.net - Untuk membantu proses belajar di rumah silahkan download atau save as ringkasan  materi Biologi Kelas XII Semester 1 Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan berikut. 

ringkasan materi biologi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
 Perkecambahan Biji

Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran yang bersifat kuantitatif dan irreversible (tidak dapat kembali). Pertambahan ukuran yang dimaksud jumlah, massa, dan volume sel, misalnya batang tanaman kacang panjang saat berumur 7 hari memiliki panjang 10 cm, kemudian menjadi 15 cm setelah 10 hari.  Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan atau kesempurnaan bentuk, misalnya buah tomat yang sebelumnya mentah akan menjadi matang setelah beberapa waktu

1. Struktur Biji

Biji adalah alat reproduksi, penyebaran, dan kelangsungan hidup suatu tumbuhan. Selain itu, bagi tumbuhan berbiji, biji merupakan awal dari kehidupan tumbuhan baru di luar induknya. 

Jika biji tanaman dikotil seperti kacangkacangan, kamu belah menjadi dua, kamu akan mendapatkan struktur biji yang terdiri atas plumula, hipokotil, radikula, kotiledon dan embrio.

Sedangkan, struktur biji tanaman monokotil, misalnya jagung terdiri atas koleoptil, plumula, radikula, koleoriza, skutelum dan endosperma.

Bagian-bagian biji tersebut mempunyai fungsi masingmasing untuk pertumbuhan tanaman. Pada biji tanaman dikotil maupun monokotil, plumula merupakan poros embrio yang tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama, sedangkan radikula adalah poros embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar primer. Pada tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap makanan yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi melindungi plumula. Selain itu, pada jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi melindungi radikula.

2. Perkecambahan

Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Biji akan berkecambah jika berada dalam lingkungan yang sesuai. Proses perkecambahan ini memerlukan suhu yang cocok, banyaknya air yang memadai, persediaan oksigen yang cukup, kelembapan, dan cahaya. Struktur biji yang berbeda antara tumbuhan monokotil dan dikotil akan menghasilkan struktur kecambah yang berbeda pula. Pada tumbuhan monokotil, struktur kecambah meliputi radikula, akar primer, plumula, koleoptil, dan daun pertama. Sedangkan, pada kecambah tumbuhan dikotil terdiri atas akar primer, hipokotil, kotiledon, epikotil, dan daun pertama. 

Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu epigeal dan hipogeal.

a. Pada perkecambahan epigeal, kotiledon terdapat di permukaan tanah karena terdorong oleh pertumbuhan hipokotil yang memanjang ke atas.

b. Pada perkecambahan hipogeal, kotiledon tetap berada di bawah tanah, sedangkan plumula keluar dari permukaan tanah disebabkan pertumbuhan epikotil yang memanjang ke arah atas.

3. Fisiologi Perkecambahan

Untuk memulai kehidupannya, biji harus berkecambah menjadi tanaman baru. Perkecambahan biji dimulai dengan imbibisi dan diakhiri ketika radikula memanjang atau muncul melewati kulit.

 Perkecambahan biji dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu: a) Hidrasi atau imbibisi; selama kedua periode tersebut, air masuk ke dalam embrio dan membasahi protein dan koloid lain.

b) Pembentukan atau pengaktifan enzim yang menyebabkan peningkatan aktivitas metabolik.

c) Pemanjangan sel radikula, diikuti munculnya radikula dari kulit biji.

d) Pertumbuhan kecambah selanjutnya adalah pertumbuhan primer.

4. Pertumbuhan Primer 

Setelah proses perkecambahan, tumbuhan mengalami pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut. Tumbuhan akan membentuk akar, batang, dan daun. Ujung batang dan ujung akar akan tumbuh memanjang karena adanya aktivitas sel-sel meristematis. Proses ini disebut pertumbuhan primer. Sel-sel meristem dapat juga berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang khusus.

Daerah pertumbuhan pada ujung batang dan ujung akar dapat dibedakan menjadi 3 daerah, yaitu:

a) Daerah pembelahan terdapat pada ujung akar.

Sel-sel meristem di daerah ini akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan struktur akar pertama.

b) Daerah pemanjangan terletak setelah daerah pembelahan. Pada daerah ini, sel-sel mengalami pembesaran dan pemanjangan. 

c) Daerah diferensiasi. Daerah yang sel-selnya berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi khusus.

5. Pertumbuhan Sekunder

Di antara xilem dan floem terdapat kambium yang sel selnya aktif membelah. Pada tumbuhan dikotil, jaringan xilem dan floem primer terdapat pada batang dan akar yang hidup selama periode yang relatif pendek. Kemudian, fungsinya diambil alih oleh jaringan pembuluh sekunder yang dihasilkan oleh kambium yang aktif membelah.

Pertumbuhan kambium ke arah luar membentuk floem sekunder, dan ke arah dalam membentuk xilem sekunder sehingga batang tumbuhan bertambah besar. Aktivitas kambium yang membentuk xilem dan floem sekunder ini disebut pertumbuhan sekunder. Semua jaringan yang ada di sebelah dalam kambium disebut kayu, sedangkan di sebelah luar kambium disebut kulit atau papagan.

Gambar Lingkaran tahun Pohon

lingkar tahun pada batang

Pembentukan xilem dan floem sekunder pada batang terjadi karena aktivitas kambium yang dipengaruhi oleh musim. Jika kondisi lingkungan kurang menguntungkan, maka aktivitas kambium menjadi rendah sehingga xilem dan floem sekunder yang dihasilkan sedikit. Namun sebaliknya, pada musim hujan, aktivitas kambium ini akan meningkat. Perbedaan aktivitas kambium akan menghasilkan jejak pada batang yang disebut lingkaran tahun.

Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar tumbuhan.

Faktor dalam adalah semua faktor yang terdapat dalam tubuh tumbuhan antara lain faktor genetik yang terdapat di dalam gen dan hormon. Gen berfungsi mengatur sintesis enzim untuk mengendalikan proses kimia dalam sel. Hal ini yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan, hormon merupakan senyawa organik tumbuhan yang mampu menimbulkan respon fisiologi pada tumbuhan.

Faktor luar tumbuhan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, yaitu faktor lingkungan berupa cahaya, suhu, oksigen dan kelembapan. 

a. Hormon 

Hormon tumbuhan adalah suatu senyawa organik yang disintesis di salah satu bagian tumbuhan dan dipindahkan ke bagian yang lain, pada konsentrasi yang sangat rendah mampu menimbulkan respon fisiologis. Hormon mempengaruhi respon pada bagian tumbuhan, seperti pertumbuhan akar, batang, pucuk, dan pembungaan. Respon tersebut tergantung pada spesies, bagian tumbuhan, fase perkembangan, konsentrasi hormon, interaksi antar hormon, dan berbagai faktor lingkungan.

Terdapat lima hormon tumbuhan yang dikenal, yaitu auksin, giberelin, sitokinin, gas etilen, dan asam absisat (ABA). 

1. Auksin

Istilah auksin pertama kali digunakan oleh Frits Went yang menemukan bahwa suatu senyawa menyebabkan pembengkokan koleoptil ke arah cahaya. Pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat terpacunya pemanjangan sel pada sisi yang ditempeli potongan agar yang mengandung auksin. Auksin yang ditemukan Went kini diketahui sebagai asam indol asetat (IAA). Selain IAA, tumbuhan mengandung tiga senyawa lain yang dianggap sebagai hormon auksin, yaitu 4-kloro indolasetat (4 kloro IAA) yang ditemukan pada biji muda jenis kacang-kacangan, asam fenil asetat (PAA) yang ditemui pada banyak jenis tumbuhan, dan asam indolbutirat (IBA) yang ditemukan pada daun jagung dan berbagai jenis tumbuhan dikotil.

Auksin berperan dalam berbagai macam kegiatan tumbuhan di antaranya adalah:

1) Perkembangan buah

Pada waktu biji matang berkembang, biji mengeluarkan auksin ke bagian-bagian bunga sehingga merangsang pembentukan buah. Dengan demikian, pemberian auksin pada bunga yang tidak diserbuki akan merangsang perkembangan buah tanpa biji. Hal ini disebut partenokarpi.

2) Dominansi apikal

Dominansi apikal adalah pertumbuhan ujung pucuk suatu tumbuhan yang menghambat perkembangan kuncup lateral di batang sebelah bawah. Dominansi apikal merupakan akibat dari transpor auksin ke bawah yang dibuat di dalam meristem apikal.

3) Absisi

Daun muda dan buah muda membentuk auksin, agar keduanya tetap kuat menempel pada batang. Tetapi, bila pembentukan auksin berkurang, selapis sel khusus terbentuk di pangkal tangkai daun dan buah sehingga daun dan buah gugur.

4) Pembentukan akar adventif

Auksin merangsang pembentukan akar liar yang tumbuh dari batang atau daun pada banyak spesies.

2. Giberelin

Giberelin pertama kali ditemukan di Jepang pada 1930 dari kajian terhadap tanaman padi yang sakit. Padi yang terserang jamur Gibberella fujikuroi tersebut tumbuh terlalu tinggi. Para ilmuwan Jepang mengisolasi zat dari biakan jamur tersebut. Zat ini dinamakan giberelin. Bentuk-bentuk giberelin diantaranya adalah GA3, GA1, GA4, GA5, GA19, GA20, GA37, dan GA38. Giberelin diproduksi oleh jamur dan tumbuhan tinggi.

Giberelin disintesis di hampir semua bagian tanaman, seperti biji, daun muda, dan akar. Giberelin memiliki beberapa peranan, antara lain:

1) Memacu perpanjangan secara abnormal batang utuh.

2) Perkecambahan biji dan mobilisasi cadangan makanan dari endosperm untuk pertumbuhan embrio.

3) Perkembangan bunga dan buah.

4) Menghilangkan sifat kerdil secara genetik pada tumbuhan.

5) Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel.

3. Sitokinin

Kinetin merupakan sitokinin sintetik yang pertama ditemukan oleh Carlos Miller pada ikan kering. Setelah itu ditemukan senyawa sitokinin yang lain dalam endosperma cair jagung, yaitu zeatin. Sitokinin sintetik lainnya adalah BAP (6-benzilaminopurin) dan 2-ip. Sitokinin mempunyai beberapa fungsi, antara lain: 

1) Memacu pembelahan sel dalam jaringan meristematik.

2) Merangsang diferensiasi sel-sel yang dihasilkan dalam meristem.

3) Mendorong pertumbuhan tunas samping dan perluasan daun.

4) Menunda penuaan daun.

5) Merangsang pembentukan pucuk dan mampu memecah masa istirahat biji (breaking dormancy).

4. Gas etilen

Buah-buahan terutama yang sudah tua melepaskan gas yang disebut etilen. Etilen disintesis oleh tumbuhan dan menyebabkan proses pemasakan yang lebih cepat. Selain etilen yang dihasilkan oleh tumbuhan, terdapat etilen sintetik, yaitu etepon (asam 2-kloroetifosfonat). Etilen sintetik ini sering di

gunakan para pedagang untuk mempercepat pemasakan buah. 

Selain memacu pematangan, etilen juga memacu perkecambahan biji, menebalkan batang, mendorong gugurnya daun, dan menghambat pemanjangan batang kecambah. Selain itu, etilen menunda pembungaan, menurunkan dominansi apikal dan inisiasi akar, dan menghambat pemanjangan batang

kecambah.

5. Asam absisat (ABA)

Asam absisat (ABA) merupakan penghambat (inhibitor) dalam kegiatan tumbuhan. Hormon ini dibentuk pada daundaun dewasa. Asam absisat mempunyai peran fisiologis diantaranya adalah:

1) Mempercepat absisi bagian tumbuhan yang menua, seperti daun, buah dan dormansi tunas.

2) Menginduksi pengangkutan fotosintesis ke biji yang sedang berkembang dan mendorong sintesis 

  protein simpanan.

3) Mengatur penutupan dan pembukaan stomata terutama pada saat cekaman air.

B. Faktor Lingkungan 

Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, antara lain: cahaya, air, mineral, kelembapan, suhu, dan gaya gravitasi. 

a. Nutrisi dan Air

Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan membutuhkan nutrisi. Nutrisi ini harus tersedia dalam jumlah cukup dan seimbang, antara satu dengan yang lain. Nutrisi diambil tumbuhan dari dalam tanah dan udara. Unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat-zat organik (C, H, O, dan N) dan garam anorganik (Fe2+. Ca2+, dan lain-lain).

Berdasarkan jumlah kebutuhan tumbuhan, unsur-unsur dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu unsur makro dan unsur mikro. Unsur yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah besar disebut unsur makro. Contohnya: C, H, O, N, P, K, S, dan asam nukleat. Sedangkan, unsur mikro adalah unsur-unsur yang

dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Contohnya: Cl, Mn, Fe, Cu, Zn, B, dan Mo.

Pertumbuhan tanaman akan terganggu jika salah satu unsur yang dibutuhkan tidak terpenuhi. Misalnya, kurangnya unsur nitrogen dan fosfor pada tanaman menyebabkan tanaman menjadi kerdil. Kekurangan magnesium dan kalsium menyebabkan tanaman mengalami klorosis (daun berwarna pucat).

Pemenuhan kebutuhan unsur tumbuhan diperoleh melalui penyerapan oleh akar dari tanah bersamaan dengan penyerapan air. Air dibutuhkan tanaman untuk fotosintesis, tekanan turgor sel, mempertahankan suhu tubuh tumbuhan, transportasi, dan medium reaksi enzimatis. Penemuan zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan menyebabkan manusia mengembangkan suatu cara penanaman tumbuhan dengan memberikan nutrisi yang tepat bagi tumbuhan. Contoh aplikasinya adalah kultur jaringan dan hidroponik. Kultur jaringan membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya. Media tanam kultur jaringan berupa larutan atau padatan yang kaya nutrisi untuk tumbuh tanaman. Kultur jaringan ini dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat. Sedangkan, hidroponik adalah metode penanaman dengan menggunakan air kaya nutrisi sebagai media tanam

b. Cahaya

Kualitas, intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. Cahaya mempengaruhi pembentukan klorofil, fotosintesis, fototropisme, dan fotoperiodisme. Efek cahaya meningkatkan kerja enzim untuk memproduksi zat metabolik untuk pembentukan klorofil. 

Sedangkan, pada proses fotosintesis, intensitas cahayamempengaruhi laju fotosintesis saat berlangsung reaksi terang. Jadi cahaya secara tidak langsung mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena hasil fotosintesis berupa karbohidrat digunakan untuk pembentukan organ-organ tumbuhan.

Perkembangan struktur tumbuhan juga dipengaruhi oleh cahaya (fotomorfogenesis). Efek fotomorfogenesis ini dapat dengan mudah diketahui dengan cara membandingkan kecambah yang tumbuh di tempat terang dengan kecambah dari tempat gelap. Kecambah yang tumbuh di tempat gelap

akan mengalami etiolasi atau kecambah tampak pucat dan lemah karena produksi klorofil terhambat oleh kurangnya cahaya. Sedangkan, pada kecambah yang tumbuh di tempat terang, daun lebih berwarna hijau, tetapi batang menjadi lebih pendek karena aktifitas hormon pertumbuhan auksin terhambat oleh adanya cahaya.

1) Fototropisme

Percobaan N Cholodny dan Frits went menerangkan bahwa pada ujung koleoptil tanaman, pemanjangan sel yang lebih cepat terjadi di sisi yang teduh daripada sisi yang terkena cahaya. Sehingga, koleoptil membelok ke arah datangnya cahaya. Hal ini terjadi, karena hormon auksin yang berguna untuk pemanjangan sel berpindah dari sisi tersinari ke sisi terlindung. Banyak jenis tumbuhan mampu melacak matahari, dalam hal ini lembar datar daun selalu hampir tegak lurus terhadap matahari sepanjang hari. Kejadian tersebut dinamakan diafototropisme. Fototropisme ini terjadi pada famili Malvaceae.

2) Fotoperiodisme

Interval penyinaran sehari-hari terhadap tumbuhan mempengaruhi proses pembungaan. Lama siang hari di daerah tropis kira-kira 12 jam. Sedangkan, di daerah yang memiliki empat musim dapat mencapai 16 - 20 jam. Respon tumbuhan yang diatur oleh panjangnya hari ini disebut fotoperiodisme.

Fotoperiodisme dipengaruhi oleh fitokrom (pigmen penyerap cahaya). Fotoperiodisme menjelaskan mengapa pada spesies tertentu biasanya berbunga serempak. Tumbuhan yang berbunga bersamaan ini sangat menguntungkan, karena memberi kesempatan terjadinya penyerbukan silang. Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu: 

a) Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kurang dari 12 jam sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya krisan, jagung, kedelai, anggrek, dan bunga matahari.

b) Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran lebih dari 12 jam (14 - 16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang, contohnya kembang sepatu, bit gula, selada, dan tembakau.

c) Tumbuhan hari sedang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kira-kira 12 jam sehari. Tumbuhan hari sedang contohnya kacang dan tebu.

d) Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsif terhadap panjang hari untuk pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya mentimun, padi, wortel liar, dan kapas.

c. Oksigen

Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi pada tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Energi ini digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan aktivitas tumbuhan.

d. Suhu udara

Pertumbuhan dipengaruhi oleh kerja enzim dalam tumbuhan. Sedangkan, kerja enzim dipengaruhi oleh suhu. Dengan demikian, pertumbuhan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh suhu. Setiap spesies atau varietas mempunyai suhu minimum, rentang suhu optimum, dan suhu maksimum. Di bawah suhu minimum ini tumbuhan tidak dapat tumbuh, pada rentang suhu optimum, laju tumbuhnya paling tinggi, dan di atas suhu maksimum, tumbuhan tidak tumbuh atau bahkan mati.

e. Kelembapan 

Laju transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udara rendah, transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap lebih banyak air dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya penyerapan nutrien oleh akar akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Untuk menguji ingatan dan pengetahuan mu jawablah soal-soal latihan berikut dengan singkat dan jelas!


Latihan Soal 

1. Tuliskanlah tiga daerah pertumbuhan pada ujung batang dan ujung akar menurut aktivitasnya.

2. Jelaskan bagaimana terbentuknya lingkaran tahun pada batang dikotil. 

3. Jelaskan mengenai fototropisme tumbuhan. 

4. Tuliskanlah empat jenis tumbuhan berdasarkan pengaruh lamanya siang. 

5. Jelaskan penggolongan nutrien tumbuhan berdasarkan kebutuhannya.