Guru Serba Bisa: Catatan dari Pedalaman

www.mjumani.net - Ketika dulu masih kuliah untuk menempuh pendidikan guru, aku membayangkan tugasku nanti akan berkisar pada mengajar anak-anak di kelas, menyiapkan RPP, menyampaikan materi, dan tentu saja berusaha menjadi guru yang baik sesuai dengan ilmu yang aku pelajari. Tapi ternyata, saat aku benar-benar ditempatkan di pedalaman, realitanya jauh berbeda dari yang kubayangkan.

Membuat sumur bor manual

Ternyata menjadi guru di pedalaman bukan hanya soal mengajar, tapi juga soal bagaimana bertahan hidup. Ada banyak hal yang tidak pernah diajarkan di bangku kuliah, tapi harus benar-benar dikuasai ketika sudah berada di lapangan.

Selain menghadapi perbedaan budaya dan mindset tentang pendidikan yang kadang bikin aku hanya bisa menarik nafas panjang, fasilitas yang minim, ditambah faktor geografis yang unik, membuat seorang guru di pedalaman harus siap mental untuk jadi orang serba bisa.

Bayangkan saja, di sini aku bukan hanya berperan sebagai guru, tapi juga:

  • Tukang listrik dadakan. Karena di tempat tugasku belum ada listrik, maka harus belajar merakit dan merangkai listrik tenaga surya agar bisa digunakan sehari-hari.

  • Tukang bangunan. Tinggal di rumah lama membuatku harus bisa memperbaiki atap bocor, lantai lapuk, bahkan kadang membangun bangunan sederhana seperti dapur tambahan.

  • Tukang gali sumur. Air bersih adalah kebutuhan utama. Sayangnya, sungai di sekitar tempatku bertugas kurang layak dipakai langsung karena adanya aktivitas tambang emas. Maka, sumur bor jadi solusi terbaik. Masalahnya? Sulit menemukan tukang gali sumur, jadi kami harus turun tangan sendiri. (Foto di atas adalah salah satu momen saat kami gotong royong membuat sumur bor demi mendapatkan sumber air bersih).

  • Montir sekaligus mekanik. Genset adalah sumber listrik kedua selain tenaga surya. Karena akses ke kota jauh dan tidak ada bengkel, kami harus belajar memperbaiki kerusakan ringan sendiri, mulai dari genset, panel surya, hingga peralatan elektronik.

Dan masih banyak lagi “skill tambahan” yang tanpa sadar harus dipelajari. Hal-hal yang mungkin tidak pernah terlintas sama sekali saat masih kuliah, tapi di pedalaman, justru jadi kebutuhan wajib.

Jadi, buat teman-teman, kalau ditanya apa saja keahlian yang harus dimiliki seorang guru di pedalaman, jawabannya mungkin: “Sebanyak mungkin.” Hehe. Karena di sini, guru bukan hanya pengajar, tapi juga sekaligus teknisi, tukang bangunan, mekanik, bahkan kadang psikolog untuk diri sendiri.

Kalau menurut kalian, skill apa lagi yang sebaiknya dimiliki untuk bisa bertugas di pedalaman? Yuk, share pendapat kalian di kolom komentar.