Dari Guru Jadi Teknisi Parabola: Cerita di Pedalaman Kalimantan

Halo Sobat Guru Pedalaman,
Apa kabarnya hari ini? Semoga selalu sehat dan semangat berbagi inspirasi dari pelosok negeri ya!

Menjadi guru di pedalaman memang membuatku kaya akan pengalaman baru. Seperti yang pernah kuceritakan di tulisan sebelumnya, hidup dan bertugas jauh dari kota membuat kita harus serba bisa. Banyak hal yang tidak pernah diajarkan di bangku kuliah, justru kutemukan dari pengalaman hidup sehari-hari di pedalaman Kalimantan ini.

Guru harus serba bisa

Salah satu pengalaman yang cukup berkesan adalah belajar menyeting atau memasang parabola.

Ketika awal penempatan dulu, daerah ini masih tergolong blankspot. Akses internet belum semudah sekarang, dan siaran TV pun sulit dijangkau. Jadi, bagi warga yang ingin menikmati tayangan televisi, parabola menjadi satu-satunya solusi.

Namun, memasang parabola ternyata tidak semudah kelihatannya.
Ada kalanya, arah satelit bisa ditemukan dalam beberapa menit saja, tapi tak jarang juga butuh waktu berjam-jam bahkan sampai menyerah karena sinyal tak kunjung muncul.

Awalnya, aku sendiri sama sekali tidak punya pengalaman soal ini. Di tempat asalku, akses televisi sudah cukup mudah tanpa perlu parabola. Tapi di sinilah aku belajar banyak hal baru. Beberapa teman sepenempatan rupanya cukup terampil dalam urusan ini. Mereka sering dipanggil warga untuk membantu menyeting parabola — dan dari merekalah aku mulai belajar sedikit demi sedikit.

Sekarang, setelah lebih dari sepuluh tahun berlalu, banyak hal telah berubah.
Kehadiran Starlink membuat akses internet di pedalaman jauh lebih mudah. Parabola yang dulu menjadi “jembatan hiburan” kini mulai jarang digunakan. Warga pun lebih sering menonton tayangan langsung dari ponsel, praktis dan tanpa repot menyeting sinyal.

Tapi bagiku, pengalaman pertama kali memegang kunci pas dan mengarahkan dish parabola ke langit tetap punya kesan tersendiri.
Itulah indahnya hidup di pedalaman  selalu ada hal baru untuk dipelajari, bahkan dari hal-hal yang tampak sederhana.

Sampai jumpa di cerita pedalaman berikutnya, Sobat!
Tetap semangat mengajar, berbagi, dan belajar dari setiap pengalaman yang datang.