Buah Kenyem: Si Anggur Hutan dari Pedalaman Kalimantan

Halo Sobat Guru Pedalaman,
Apa kabarnya hari ini? Semoga selalu sehat dan penuh semangat ya 🌿

Kali ini aku ingin berbagi cerita tentang kekayaan alam yang tumbuh di sekitar tempat tugasku di pedalaman Kalimantan. Salah satu hal yang selalu membuatku kagum adalah begitu banyaknya buah-buahan liar hutan Kalimantan, yang sering juga aku sebut sebagai buah-buahan Borneo. Ragam dan jenisnya sangat banyak—mulai dari yang sudah cukup familiar hingga yang benar-benar langka dan jarang terlihat di pasar, bahkan di pasar tradisional sekalipun.

Buah Ginalun atau Buah Kenyem

Salah satu buah yang menurutku paling menarik dan jarang dijumpai di tempat lain adalah buah Kenyem, atau dalam bahasa Banjar dikenal juga sebagai buah Balangkasua. Bentuk buah ini sekilas mirip dengan anggur, sehingga tak jarang masyarakat menyebutnya juga dengan nama anggur hutan. Warna buahnya yang sudah matang tampak sangat menggoda merah keunguan dengan kilau alami yang cantik di bawah sinar matahari.

Secara ilmiah, buah Kenyem dikenal dengan nama Lepisanthes alata. Buah ini tidak besar, dagingnya pun tidak terlalu tebal, bahkan bisa dibilang cukup tipis. Mungkin karena alasan inilah buah Kenyem jarang dijual di pasar. Namun, bagi kami yang tinggal di pedalaman, buah ini punya nilai tersendiri.

Di wilayah Kalimantan, terutama di pedalaman Katingan tempat aku bertugas, pohon Kenyem sering tumbuh liar di tepi-tepi sungai atau di dataran rendah yang lembap. Ketika musim buah tiba, kadang aku menemukan beberapa pohon yang sedang berbuah lebat. Biasanya, kalau kebetulan lewat dan melihat buahnya sudah matang, aku akan memetik beberapa untuk dicicipi. Isi buahnya memang tidak membuat kenyang, tapi ada sensasi unik perpaduan manis, sedikit asam, dan aroma khas hutan yang membuatnya berbeda dari buah-buahan lain.

Dari rasa penasaran dan keinginan untuk memperkenalkan kekayaan buah-buahan lokal inilah aku kemudian membuat sebuah kebun kecil yang ku beri nama Taman Suluh Pambelum. Di kebun ini, aku menanam berbagai tanaman buah lokal Kalimantan, termasuk buah Kenyem atau Ginalun ini. Saat ini, sebagian tanaman sudah tumbuh cukup besar, meski karena berasal dari biji, belum ada yang berbunga atau berbuah. Tapi aku yakin, suatu hari nanti ketika pohon-pohon itu mulai berbuah, kebun kecil ini akan menjadi tempat belajar yang menarik bukan hanya tentang tanaman, tapi juga tentang kearifan lokal dan kekayaan hayati hutan Kalimantan.

Buah Kenyem mungkin tidak populer seperti durian atau rambutan, tapi bagiku, buah ini adalah simbol dari keindahan yang sederhana kekayaan alam yang tumbuh diam-diam di tepian sungai, memberi warna dan rasa tersendiri bagi siapa pun yang sempat mencicipinya. 

Sampai jumpa di cerita berikutnya, Sobat Guru Pedalaman!
Semoga kisah tentang buah-buahan Borneo ini bisa menambah rasa kagum kita terhadap alam Indonesia yang luar biasa kaya.