Mengobati Kapidaraan (Bapidara)

www.mjumani.net - Kapidaraan adalah sebuah gejala atau tanda-tanda gangguan kesehatan (sakit) yang umumnya terjadi pada anak-anak atau balita. Dalam kepercayaan masyarakat khususnya Suku Banjar, seringkali penyebabnya dihubungkan dengan hal-hal gaib semisal roh halus atau arwah orang yang telah meninggal. 

Kapidaraan adalah

Gejala Kapidaraan pada anak-anak umumnya ditandai dengan sakit berupa panas atau demam pada tubuh bagian atas (kepala/ dahi) namun sebaliknya pada bagian anggota tubuh seperti tangan dan telapak kaki suhunya normal atau malah lebih dingin/ rendah. Entah karena gejala panas ini atau karena disangkut pautkan akibat teguran makhluk halus tadi, anak-anak yang mengalami kapidaraan biasanya cenderung rewel dan mudah menangis. 
Doa menyembuhkan kapidaraan

Kendati seiring waktu orang-orang yang memercayai hal-hal seperti ini semakin berkurang namun faktanya kejadian-kejadian di luar nalar ini masih relatif sering dijumpai terutama di daerah pedesaan. Karena alasan ini pula, orang yang memiliki pengalaman atau keahlian menyembuhkan anak-anak yang kapidaraan juga semakin langka. Biasanya, kemampuan semacam ini adalah warisan turun temurun dari orang tua terdahulu. 

Cara mengobati Kapidaraan cukup sederhana namun kendati demikian juga tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang atau sembarang waktu. Cara pengobatan atau yang biasa disebut bapidara (mamidarai) ini mungkin sedikit berbeda antara satu daerah dengan yang lain. Akan tetapi jika dicermati sepertinya tetap memiliki persamaan misalnya dari segi bahan yang digunakan, waktu dan doa-doa yang dirapalkan.

Doa menyembuhkan kapidaraan ini mungkin menjadi sedikit rahasia yang biasanya hanya dibagikan kepada calon penerus, namun secara umum disebutkan bahwa doa atau sebagian lagi menyebutnya dengan mantra ini adalah ayat-ayat pendek dalam Al-Quran. Bisa jadi ini adalah ayat yang berhubungan dengan pengusiran roh halus atau yang lainnya. 

Cara Bapidara sebagaimana yang pernah admin lihat di Kabupaten Barito Kuala secara garis besar adalah sebagai berikut :

Bahan yang digunakan adalah Kunyit (janar) dan Kapur. Kapur yang dipakai adalah kapur sirih atau kapur untuk campuran pembuatan kue. Selain itu digunakan juga Nyiru yaitu sejenis alat untuk menampi beras. Kapur yang berbentuk seperti pasta dioles atau dicoletkan ke bagian luar Nyiru.  Kunyit yang sudah dikupas dengan cara dikikis kulitnya menggunakan pisau atau sejenisnya kemudian digoreskan atau dituliskan diatas Nyiru yang terdapat lapisan kapur. Selama proses ini ada beberapa doa atau bacaan yang dirapalkan. 

Bekas kapur dan kunyit yang digoreskan dan telah tercampur tadi diambil menggunakan ujung jari dan di "tuliskan" ke dahi, tangan kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri, serta punggung anak yang dipidarai. Adapun campuran kunyit dan pasta yang "dituliskan" ke beberapa bagian tubuh anak tadi tampak membentuk seperti simbol tambah/ plus (+).  Terakhir, kembali sembari melafadzkan doa, Nyiru dikibaskan sebanyak tiga kali ke arah anak yang terkena kapidaraan.

Ada beberapa hal yang menjadi perhatian sebelum mengobati kapidaraan di antaranya:
  1. Proses Bapidara tidak boleh pagi, melainkan setelah matahari tergelincir biasanya sehabis Ashar atau sebelum Maghrib.
  2. Jika ada dua anak balita dalam satu rumah, sebaiknya yang dipidarai tidak hanya salah satu melainkan keduanya. 
Mengapa anak bisa Kapidaraan ?
Ada banyak kasus mengapa anak kapidaraan, diceritakan dari orang-orang tua di kampung misalnya karena ada yang meninggal dunia. Anak-anak kecil yang melihat prosesi pemakaman atau melihat iring-iringan orang membawa jenazah dapat terkena kapidaraan. Kasus lainnya misalnya karena ada orang tua, nenek atau datu yang ingin bertemu cucunya namun sebelum sempat terkabul hajatnya sudah lebih dahulu dipanggil oleh Yang Maha Kuasa juga dikatakan bisa menjadi sebab anak-anak Kapidaraan.