Serangga "Mematikan" dari Hutan Kalimantan

www.mjumani.net – Berbicara serangga mematikan di Kalimantan mungkin tak se ekstrim dan se populer seperti di hutan Amazon. Namun demikian bukan berarti hutan-hutan di Kalimantan selalu adem ayem dan ramah terhadap “tamu-tamu” nya. Bagaimanapun Kalimantan adalah pulau terbesar ke tiga di dunia dengan keanekaragaman serangga yang tak kalah melimpah.

Serangga berbahaya di Kalimantan
Serangga (Insecta) mencakup banyak jenis dan ragam serta menempati habitat baik air maupun darat. Salah satu ciri utama kelompok ini adalah kakinya yang berjumlah enam atau tiga pasang.  Bagian-bagian tubuh insekta terdiri atas kepala yang dilengkapi dengan antenna dan sepasang mata majemuk, dada (3 ruas) dan perut (6-12 ruas), serta sayap yang memungkinkan serangga untuk terbang.

Penting untuk diketahui adalah beberapa serangga mengalami metamorfosis yakni tahapan perubahan bentuk beberapa kali selama masa hidupnya. Dengan adanya metamorfosis, fase hidup serangga bisa sangat jauh berbeda antara satu dengan yang lain, sebagai contoh sederhana adalah kupu-kupu di mana fase larva (ulat) sangat jauh berbeda dengan fase dewasa yakni saat menjadi kupu-kupu.

Beberapa serangga juga dapat berkembang biak secara parthenogenesis artinya perkembangan embrionya dapat berlangsung tanpa dibuahi sepermatozoid misalnya pada lebah. Partenogenesis dapat berlangsung di dalam tubuh larva misalnya pada kelompok Diptera, peristiwa ini disebut dengan Paedogenesis.

Serangga seperti nyamuk Anopheles dan Aedes mungkin yang paling umum dan dikenal luas menjadi dalang yang harus bartanggung jawab atas banyaknya nyawa melayang. Sisanya hanya ada sedikit jenis serangga yang dilaporkan menjadi penyebab  kematian manusia di Kalimantan.

Beberapa tahun terakhir, kasus kematian lainnya yang diakibatkan serangga tercatat disebabkan oleh koloni tawon. Seperti halnya lebah, serangga ini memiliki alat pertahanan diri berupa sengat. Walaupun tidak semua kelompok ini  memiliki tingkat ancaman  yang dapat membahayakan nyawa, sekolompok  Tawon Vespa dengan jumlah yang cukup dengan sengat beracun yang mereka miliki mampu membunuh orang dewasa.

Serangga lain yang juga dapat memberikan ancaman bagi manusia adalah kelompok semut. Ada banyak jenis semut di hutan Kalimantan yang memiliki efek gigitan yang sangat menyakitkan namun sejauh ini belum ada laporan dan kasus yang berarti. Pada umumnya semut-semut ini bersifat defensive dan hanya menyerang jika merasa terganggu. Namun sekelompok semut yang dikenal dengan sebutan semut api, adalah serangga penjarah dan sangat agresif. Dengan jumlah mencapai ribuan, mereka akan meninggalkan sarang pada malam hari dan berburu dengan menjelajahi dan menyapu lantai hutan, menyapu dan menyergap semua jenis mangsa yang dapat mereka taklukan dan membawanya kembali ke sarang sebelum siang. Koloni ini bahkan berani menginvasi rumah-rumah penduduk yang berada dalam jangkauannya untuk menemukan “protein” yang merupakan sumber makanan mereka.

Walaupun dengan kemampuan penyergapan kelompok yang sangat luar biasa, menghadapi manusia, serangga ini tidak pernah dilaporkan menyebabkan cidera yang serius. Walaupun rumornya pada jaman dahulu ada beberapa kasus yang menyebabkan kematian pada manusia namun hingga saat ini cerita ini tidak dapat dibuktikan secara konkrit. Akan tetapi sekelompok besar hewan ini barangkali akan dapat dengan mudah membunuh hewan ternak dan peliharaan seperti ayam, burung  dan kucing yang tidak mampu bergerak bebas seperti  saat berada di dalam sangkar.

Fase larva beberapa serangga seperti moth (ngengat) juga dapat menyebabkan cidera yang perlu diwaspadai. Beberapa larva yang dikenal dengan sebutan ulat api dapat menyebabkan rasa nyeri yang hebat dan ruam yang parah ketika “bulu” nya tersentuh kulit. Nyerinya mungkin hanya berlangsung beberapa menit namun ruamnya mungkin dapat bertahan beberapa jam.

Selain serangga yang disebutkan sebelumnya, Hutan Kalimantan masih memiliki sederet serangga “mematikan” lainnya. Hanya saja, selain jarang terekspos serangga-serangga ini juga belum terlalu familiar sehingga sulit dideskripsikan baik morfologi maupun cara hidup dan kebiasaanya.